Sabtu, 29 Agustus 2015

FADLILAH SHOLAWAT



Berkah Sholawat Jasad Kuli Kasar Tetap Utuh


Waktu saya mondok di Kedung Paruk, Purwokerto disana ada tukang kuli angkut bernama Darjo. Dia pekerja kasar, ada beras ya ngangkut beras. Biasa setelah sholat subuh tidur sebentar jam 7 keluar kerja kepasar. Begitu kebiasaannya hingga Pak Darjo wafat.
Kemudian setelah 9 tahun cucunya wafat. Maksud orang tua anak itu, ingin anaknya dimakamkan didekat makam kakek-nya Darjo, terlebih di pemakaman itu banyak orang saleh, seperti ayahnya Mbah Kyai Abdul Malik yaitu Kyai Ilyas. Akhirnya kuburan pak Darjo dibongkar, setelah digali 1,5 M ternyata bambunya masih hijau, kain kafannya masih
utuh, wangi luar biasa seperti baru dimakamkan beberapa jam.
Setelah kejadian itu saya menghadap ke guru saya Mbah Kyai Abdul Malik, maksudnya mau
laporan ke Mbah Malik. Mbah Kyai Abdul Malik sedang duduk santai didepan rumah, tersenyum melihat kedatangan saya. Tiba-tiba mbah Malik bilang : "piye Darjo mayite isih utuh" (Gimana Darjo? mayitnya masih utuh?)
Belum sempat saya bicara Mbah Malik sudah menjelaskan. Kata beliau : "Darjo kuwi wong ahli shalawat ora tau ninggal shalawat, tiap bengi sadurunge turu moco shalawat 16.000." (Darjo itu ahli sholawat tiap malam tidak pernah meninggalkan membaca shalawat, sebelum tidur dia membaca
shalawat 16.000")
Secara lahiriah kuli kasar seperti Pak Darjo temasuk orang saleh. Kita tidak harus membaca 16.000, minimal 300 saja setiap malam sudah bagus. Siapa yang membaca
shalawat tiap hari buat keluarga dan putra-putrinya tiap malam 300 kali, Insya Allah putra-putrinya akan
diberkahi dan jika nakal senakal apapun anaknya, pada waktunya akan menjadi baik. Insya.....
(Maulana Habib Lutfi bin Yahya)

http://www.muhammadhuseinalhabsyi.com/download-mp3-kajian-islam-bersama-habib-muhammad-bin-husein-al-habsyi/

CERITA TENTANG HABIB LUTHFI



MAULANA ABAH MUHAMMAD LUTHFI bin ALI bin HASYIM bin YAHYA DITANTANG 10 DUKUN.
Pernah suatu ketika, sekitar 10 dukun mendatangi Abah Luthfi bin Yahya untuk ditantang keilmuannya. Abah Luthfi dengan tegas menolak tantangan tersebut. Beliau balik bertanya: “Untuk apa dan atas dasar apa kamu menantang saya?
”Salah satu dari 10 dukun itu menjawab: “Kami ingin tahu apa kelebihanmu, kok murid-muridmu banyak bahkan ada di mana-mana. Dan apa benar Habib ini wali Allah, kok sampai-sampai banyak yang menyukai dan mencintaimu.
"Abah Luthfi hanya tersenyum mendengar penuturan si dukun itu. Kemudian 10 dukun tersebut mulai komat-kamit tak jelas dan mengambil satu ‘keris legenda’, kata si dukun, lalu diletakkan persis di depan Abah Luthfi.
Lantas dukun itu berkata: “Ambillah jika Habib mampu !
”Abah Luthfi pun hanya tersenyum sembari berjalan mengambil sapu lantai dan disapunya keris itu dengan mudahnya tanpa membuang-buang tenaga. Kagetlah 10 dukun itu, gumam mereka: “Kok bisa ya hanya dengan menyapu saja, padahal sudah saya buktikan tidak ada seorang pun yang dapat mengambil keris itu.
”Kemudian Abah Luthfi bin Yahya mencabut bulu rambut yang ada di kepalanya dan meletakkannya persis di depan 10 dukun itu. Beramai-ramailah dukun itu dengan sekuat tenaga mengambil satu helai bulu rambut Abah Luthfi. Tapi apa hendak dikata, tak seorang pun dari mereka yang dapat mengambil bulu rambut itu. Akhirnya 10 dukun itu segera meminta maaf kepada Abah Luthfi dan bahkan bersedia menjadi murid Abah Luthfi sampai saat ini.
(Diolah dari Pengky Sutarto, yang diceritakan langsung dari abdi dalem).